(¯`*•.Unsur Ekstrinsik pada Novel .•*´¯)



       Unsur- unsur ekstrinsik pada novel yaitu :

1. Biograpi Pengarang yaitu menjelaskan tentang riwayat pengarang.

2. Nilai Sosial yaitu nilai-nilai cerita yang di terapkan oleh pengarannya di dalam masyarakat.

3 Nilai-nilai sastra adalah  nilai-nilai yang mendorong seseorang untuk menghargai karya orang lain.

4. Nilai Agama adalah  Nilai yang mengandung unsur etika yang memberikan nilai postif  pada sebuah karya sastra.
5. Amanat yaitu pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada pembacanya.

5 Penilaian Penting Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

  Ada lima komponen atau hal- hal penting yang perlu Anda ketahui dalam belajar bahasa Indonesia.
hal-hal tersebut yaitu :
1. Membaca
2. Menulis
3. Mendengarkan
4. Berbicara
5. Memahami.


(¯`*•. Unsur- unsur Intrinsik dalam Sebuah Novel .•*´¯)


    Unsur intrinsik dalam sebuah novel adalah bagian- bagian penting dalam sebuah novel.
Adapun unsur-unsur intrinsik Novel yaitu :

1. Tema yaitu suatu gagasan atau ide pokok yang mendasari sebuah karya sastra.
2. Tokoh yaitu pelaku atau orang- orang yang terlibat dalam cerita.
    Tokoh di bagi atas :
    Dilihat dari perannya di bagi atas :
    a. Tokoh Utama
    b. Tokoh Pendamping
    Dilihat dari sifat tokoh dibagi atas :
    a. tokoh Antagonis.
    b. tokoh Protagonis
3 Penokohan adalah Suatu sikap tokoh atau watak tokoh
4.Alur adalah rangkaian atau jalan cerita.
   Alur dibagi menjadi tiga bagian yaitu, alur maju, alur mundur dan alur zigzag ( bolak-balik).
5 Latar atau setting yaitu suatu petunjuk mengenai tempat, waktu dan kapan terjadinya peristiwa dalam sebuah sastra.
6 Amanat yaitu pesan yang disampaikan oleh pengarangnya dalam novelnya.
7 Sudut Pandang yaitu cara memandang pengarang dalam menempatkan dirinya pada posisi tertentu dalam sebuah novel.

(¯`*•. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif.•*´¯)


    Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan, yang predikat kalimatnya berawalan
-Me atau -Ber.
Berikut beberapa contoh kalimat Aktif :

1  Budi Bermain Bola.
2 Ani membantu Ibu
3.Icha mencuci baju di sungai
4.Ayah memanen jagung.
5. Ana memebeli susu di toko.

   Kalimat Pasif adalah kalimat yangsubjeknya dikenai pekerjaan. Kalimat pasif ini ditandai dengan predikatnya yang berawalan -ter atau -di, bisa juga menambahkan kata oleh setelah predikat.

Contoh kalimat Pasif
1. Bola dimainkan oleh Budi
2. Ibu dibantu oleh Ani
3. Baju dicuci oleh Icha di sungai.
4. Jagung dipanen oleh Ayah.
5. Susu dibeli oleh Ana di toko.


* Selamat Belajar *

(¯`*•.Gurindam.•*´¯)


   Gurindam adalah salah satu bentuk puisi melayu lama yang terdiri atas dua bait, tiap bait tersebut terdiri dari dua baris kalimat dan bersajak A-A atau dengan irama akhir yang sama  yang merupakan satu kesatuan yang utuh.

Adapunciri-ciri dari Gurindam adalah :

a. Bersajak A-A.
b. Satu bait terdiri dari dua baris kalimat.
c. Setiap baris kalimat terdiri atas 10-12 suku kata.
d. Dua baris kalimat tersebut merupakan sebuah sebab akibat
   baris kalimat pertama di sebut sebab dan baris kalimat kedua di sebut akibat.
e. Berisi tentang nasehat.

Contoh Gurindam 12 karya Raja Ali Haji

Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Ia dunia mudarat.

Gurindam 2
Ini gurindam pasal yang kedua:
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti  rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.

Gurindam 3
Ini gurindam pasal yang ketiga:
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi’il yang tiada senunuh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaian yang membawa rugi.

Gurindam 4
Ini gurindam pasal yang keempat:
Hail kerajaan di daiam tubuh,
jikalau lalim segala anggotapun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur-ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.

Gurindam 5
Ini gurindam pasal yang kelima:
Jika hendak mengenai orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam 6
Ini gurindam pasal yang keenam:
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi.

Gurindam 7
Ini Gurindam pasal yang ketujuh:
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landa hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I’ika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam 8
Ini gurindam pasal yang kedelapan:
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syarik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam 9
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.

Gurindam 10
Ini gurindam pasal yang kesepuluh:
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil
 supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam 11
Ini gurindam pasal yang kesebelas:
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajat.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.

Gurindam 12
Ini gurindam pasal yang kedua belas:
Raja muafakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.

(¯`*•.Cara Meringkas Sebuah Paragraf.•*´¯)


  Meringkas paragraf artinya suatu cara merangkum atau
 menyajikan suatu bacaan atau karangan asli menjadi bentuk yang singkat.

Berikut beberapa langkah-langkah meringkas suatu bacaan.

1. Bacalah Bacaan atau karangan yang akan Anda ringkas dengan teliti.
2. Temukan dan catatlah hal-hal yang penting dalam bacaan tersebut, atau
cari gagasan utama atau ide pokoknya.
3. Selanjutnya, mulailah meringkas dengan memperhatikan ide
 pokok yang sudah Anda catat tadi.

(¯`*•.D’Masiv Jangan Menyerah.•*´¯)


zwani.com myspace graphic comments

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi
Kita pasti pernah
Dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini
Tak ada artinya lagi

Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik

Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi

Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar
Dan tak kenal putus asa

(¯`*•.POTRET ANAK PETANI.•*´¯)

Ketika mentari menyinarkan cahayanya
Sosok kecil pun mulai beraksi
Berperawakan kurus dan renta
Berdandan tanpa berkaca
Memanggul cangkul di bahunya
Dengan penuh semangat
Diapun segera berlari
Berlari menuju tempat penghidupannya
mengolah tanah bersama sang ayah
hanya untuk mencari sesuap nasi
dengan penuh duka cita
ia pun tak pernah lelah
‘tuk bekerja di tanah berlumpur itu
meski terik menyengat kulitnya.

(¯`*•.Rumus 5 W 1 H.•*´¯)





 
Dalam menulis ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui.
Salah satunya adalah mengetahui rumus 5 w + 1 H.

Tahukah kamu Apa maksud dari 5 w  + 1  H itu ?
5 w + 1 H adalah sebuah singkatan dari

1. What (apa)
2. When (kapan)
3. Where (dimana)
4. Who (siapa)
5. Why (Mengapa)
+
How (bagaimana)
Untuk dapat memahaminya, Mari kita pelajari satu per satu dari Unsur 5 w + 1 H tersebut.

 What ( apa )
       Dalam hal ini what ( apa ) menjelaskan topik Apa  yang akan kita jadikan topik tulisan.
Contoh : Apa yang terjadi pada peristiwa tersebut ?

. When ( Kapan )
        When adalah  waktu dari what di atas.
Contoh : Kapan Peristiwa tersebut terjadi ?

 Where ( dimana ).
       Where adalah tempat kejadian dari what di atas.
Contoh : Dimana peristiwa itu terjadi ?

Who ( Siapa )
       Who adalah Orang atau pelaku dari what di atas.
Contoh : Siapa saja yang terlibat dari peristiwa tersebut ?

 Why ( Mengapa )
       Why adalah bagian yang menjelaskan tema tulisan atau whatdi atas.
Contoh : Mengapa peristiwa tersebut terjadi ?

How ( Bagaimana )
      How adalah Bagaimana what tersebut terjadi
Contoh : Bagaimana peristiwa tersebut terjadi ?

(¯`*•.Mengukur Kecepatan Membaca.•*´¯)

     Teman- teman mau tahu bagamana cara mengetahui seberapa cepat kalian membaca.
Nih, Aku kasih kalian langkah-langkah mengukur kecepatan membaca.
Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :

1. Catatlah waktu kalian mulai membaca.
Pukul.... Lebih... Menit...Detik.

2. Catatlah waktu Kalian selesai membaca.
Pukul....Lebih... Menit... Detik.

3. Catatlah lama kalian membaca.

4. hitunglah jumlah kata dalam bacaan.
Rumus menghitungnya yaitu :
Jumlah Baris x 10, jika berupa teks
jumlah Kolom x 5.

5. Hitunglah kecepatan membaca kalian.
Rumusnya : Jumlah kata yang dibaca x 60 = Jumlah kata per menit.
                  Jumlah waktu membaca

(¯`*•.Katakan " Tidak ".•*´¯)


Tidak.. Untuk menyia-nyiakan umurmu dengan hal-hal yang tidak berguna.

Tidak...Untuk mendewakan harta dan berupaya menimbunnya dengan mengorbankan kesehatan, kebahagiaan dan tidur yang nyenyak.

Tidak... Untuk mencari cari kesalahan orang lain, menggunjingna  dan melupakan kesalah sendiri.

Tidak... Untuk menghabiskan waktu dengan para pengangguran dan bermain-main yang tiada mendatangkan faedah.

Tidak..Untuk mengabaikan kebersihan badan, kerapian rumah dan disiplin.

Tidak..untuk minum minuman yang diharamkan, rokok dan segala sesuatu yang mendatangkan penyakit.

Tidak.. Untuk selalu mengingat musibah yang telah berlalu, bencana yang telah lewat dan kesalahan yang telah terjadi.

Tidak.. Untuk melupakan akhirat dan bekal untuknya, serta mengabaikan keberadaannya.

Tidak.. untuk menghambur-hamburkan harta serta berhura- hura.

(¯`*•.Katakan " Ya " .•*´¯)


Ya... Untuk senyuman indahmu yang menghembuskan cinta dan menyebarkan ksih syang kepada sesama.

Ya... Untuk ucapan-ucapan baikmu yang membangun persahabatan sejati dan menjauhkan rasa dengki.

Ya... Untuk dermamu yang membahagiakan si miskin, menyenangkan si fakir dan mengeyangan si lapar.

Ya... Untuk bersanding dengan Al-Qur'an seraya membaca, menghayati dan mengamalkannya sambil bertobat dan istigfar.

Ya...Untuk senantiasa berdzikir, beristigfar, memanjatkan Doa dan memperbaiki tobat.

Ya...untuk bekerja keras mendidik menuju jalan Allah, mengajarkan sunnah-sunnah Nabi kepada mereka dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang bermanfaat.

Ya..Untuk hanya bergaul dengan  wanita-wanita baik  yang selalu takut pada Allah, mencintai agama dan menjunjung nilai-nilainya.

Ya... Untuk berbakti kepada kedua orang tua, menyambung Silahturahmi, menghormati tetangga dan dan menyantuni anak yatim.

Ya..Untuk membaca dan menelaah buku bacaan yang bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan kita.