" Pagi-pagi buta ayam jantan telah berkokok, se akan-akan membangunkan Ari gadis berumur 17 tahun itu dari tidurnya. Ia pun terbangun dari tidurnya. Ketika itu ia ingin beranjak dari kamar tidurnya, tapi ia tampak kebingungan bagamana caranya agar ia bisa keluar dan beranjak dari kamar tidurnya. Perlahan-lahan ia berjalan keluar dengan penuh kehati-hatian. Hampir semua benda yang ada di sekitarnya tertabrak olehnya karena atanya tak mampu lagi untuk melihat.
"Ketika ia hendak telah sampai d depan pintu kamarnya, ibu melihatnya dan segera menghampiri gadis keci itu.
' Nak kalau mau keluar panggil ibu, biar ibu bantu kamu berjalan keluar. ucap ibu Ari.
nggak usah bu, Ari mau belajar madiri, ingin berusaha berjalan sendiri, ibu gak usah repot membantu Ari. Ibu gak usah khawatir, Ari pasti baik-baik saja.
ya meskipun banyak benda-benda yang Ari tabrak..
Sambil tertawa mencoba mencoba menghilangkan rasa khawatir pada diri ibu.
Ibu pun tersenyum manis, dan mendekap anak gadisnya itu kemudian ia memanggil adiknya
yang sudah bangun dari awal. Ibu memeluk dan mengelus-elus kepala mereka, memberikan pesan kepada mereka agar dapat menggunakan waktu mereka dengan sebaik-baiknya dan selalu berusaha melakukan yang terbaik dan terbaik dalam keadaaan dan situasi apapun.
Tak terasa ibu meneteskan air mata mengingatsaat ayah mereka belum meninggalkan mereka. Ketika air mata ibu jatuh menetes, Ari mencoba meraba wajah ibu dan menghapus ar mata ibunya.
ibu jangan menangis lagi , ibu gak boleh bersedih. Kata Ari.
Ibu tersenyum kembali menatap Ari dengan penuh kasih sayang, beberapa menit kemudian lepaskan pelukannya dari kedua anaknya dan segera bersiap-siap untuk bekerja, sedang adik Ari tengah mempersiapkan peralatan sekolahnya dan Ari..
Ari hanya bisa duduk di depan ruang tamu menunggu mereka datang kembali, karena ia tak mampu berbuat apa-apa lagi. Dia seperti terperangkap di dalam penjara kesedihan tiada hentinya menyelimuti hidupnya.
'' Tak lama setelah ibu dan adiknya pergi, terdengar suara orang membuka pintu rumahnya. Dia pikir ibunya sudah pulang kembali. Ternyata segerombolan pencuri masuk ke rumah Ari. Ia sangat takut dan mencoba mencari pertolongan, namun ia tak dapat melakukan apa-apa lagi. Pencuri itu telah mengobrak- abrik seluruh barang yang ada di rumahnya, hingga mereka menemukan barang-barang yang sangat berharga, perhiasan yang di simpan ibu kini telah hilang di ambil sejumlah kawanan perampok. Ketika perampok itu masih berada di rumah Ari. Ari berusaha berteriak meminta pertolongan, saat salah seorang berusah mendekatinya dan menodongkan pisau tepat di leher Ari.
Ari hanya bisa menangis ketakutan., hingga akhirnya pencuri itu tak lagi mendekap Ari dan kabur begitu saja.
" Kini Ari lemah tak berdaya dan hanya bisa menangis dalam kejadian itu, Dia menganggap bahwa dirinya telah lalai. Tak satu pun pencuri yang ia kenali karena matanya tak dapat melihat.
Akhirnya, Ketika siang hari yang terik, Ibu Ari dan adiknya kembali pulang bersama, Dari luar rumah ibu Terkejut melihat pintu rumah yang terbuka begitu saja dan mendengarkan tangisan Ari yang tiada henti. Ibu pun segera masuk ke rumah dan memanggil manggil Ari hingga Ibu menemukan Ari telah duuk menangis ketakutan dan tak berdaya. Ibu tak kuasa menahan tangisnya dan menanyakan pa yang telah terjadi pada anaknya. Namun, Ari tak mampu mengucapkan sepatah kata pun pada ibunya.
Akhirnya beberapa waktu kemudian, kesedihan itu telah hilang, dan Ari menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, meskipun ia masih ketakutan. Ibu hanya tersenyum bahkan ia tidak marah sedikit pun kepada Ari, karena bagi Ibunya harta yang ia miliki bukan lah apa-apa, baginya harta yang sangat berharga adalah Ari dan adiknya.
"Hari demi hari telah berlalu, kejadian itu terulang kembali, Dua orang pencuri masuk ke dalam rumah Ari.
saat itu semua keluarga Ari tengah tertidur lelap. Pencuri itu masuk ke dalam kamar Ari dan berusaha untuk memperkosanya. spontan Ari pun teriak dan ibunya segera bangun dari tidurnyadan lari melihat apa yang terjadi pada anaknya.
" Namun, apalah daya ketika ibunya hendak ingin memukul pencuri itu, salah satu dari pencuri itu lebih dahulu menusuk punggung ibu dari belakang. pencuri itu seketika kabur begitu saja. Adiknya yang juga ketakutan saat itu segera masuk ke kamar Ari dan berteriak memanggil ibunya, menangisi keadaan yang tak mungin diterima oleh dua orang gadis malang itu. Ibu nya tak dapat tertolong. Ari tak dapat menahan tangisnya segera memeluk dan meraba raba wajah ibunya yang tak mungkin bisa ia rasakan lagi.
Maut telah memisahkan Ari dan Asih dari orang tuanya. kini mereka hanyalah seorang anak yatim tanpa orang tua. Hanya kesedihan yang menyelimuti hari-hari mereka.
gadis buta itu hidup dalam kesengsaraan tanpa kasih sayang dari orang tua.
1 komentar:
Waah ceritanya kalo dilanjutin pasti lebih bagus
Posting Komentar