" Semenjak lulus di bangku SMA, aku merasa kebingungan, resah dan gelisah bercampur menjadi satu.
Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan setelah lulus dari sekolah.
aku hanya bisa berharap, kedua orang tuaku mau menyekolahkan ku lagi ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi. Namun, apalah daya, ketika aku meminta izin dan restu dari orangtua ku agar mau melanjutkan pendidikan ku berujung sia-sia.
mereka tak menetujui ku, dengan alasan tidak ada modal untuk membiayaiku.tapi,
Aku menentang mereka, dan terus membujuk namun tak jua di setujui.
Aku berpikir "biarlah, aku tidak dapat memaksakan kehendak mereka, mungkin inilah yang terbaik untukku". Aku hanya bisa berdoa semoga kelak aku bisa melanjutkan pendidikanku tanpa membebani kedua orangtua ku.
" Kini, hari demi hari telah berlalu, kuhabiskan waktuku di rumah saja. berdiam diri,
penuh kebisingan, kekecewaan dan keputus asaan.
Kala aku melihat teman-teman sekolah ku terdahulu bisa melanjutkan pendidikannya keluar kota dengan berbagai jurusan yang mereka ambil, Ya, mungkin aku terlalu cemburu dengan mereka.
Lantas aku harus berbuat apa ? aku tak bisa seperti mereka".
hingga akhirnya, kuputuskan diri ini untuk mencari pekerjaan untuk mengisi waktuku yang begitu panjang dan terbuang sia-sia. Karena ketika itu hidupku dan pikiranku hanya terisi oleh angan-angan besar bisa menjadi seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi.
akan tetapi, muncul kembali pikiran di benakku, Bisa kerja apa aku hingga mendapatkan uang.?
Apakah ada orang yang mau mempekerjakan ku ?
Tanpa berpikir panjang, aku mendatangi salah satu sanak saudara dari orang tuaku yang kebetulan pada saat itu mempunyai toko sedang mencari karyawan.
Aku pun mendaftarkan diri untuk bisa bekerja di tempat mereka.
Mereka menerimaku, dan dengan cepat dan mudahnya aku mendapatkan pekerjaan.tapi tak semudah aku menjalankan semua.y.
kini aku telah bekerja. Aku bekerja di toko itu dari pagi hingga menjelang petang.
tak jarang, aku mendapatkan ocehan dan omelan dari pemilik toko, sebab aku belum mahir dan tahu menahu tentang barang-barang yang mereka jual. ketika banyak customer yang datang berbelanja, berdesak-desakan, meminta ini itu, dan hanya membuatku pusing dibuatnya karena aku pun tidak tahu barang seperti apa yang mereka minta, aku tidak tahu bentuk dan jenis produk yang mereka minta.
dan hal inilah yang membuat geram pemilik toko kepadaku, bahkan ibdahku pun terbengkalai hanya karena pekerjaan ini.
Selang beberapa waktu, aku sudah tak sanggup lagi bekerja di toko itu, aku memilih mengundurkan diri. dan mulai mencari pekerjaan lain.
akhirnya kutemukan pekerjaan itu, kini aku bekerja menjadi buruh pembungkus kerupuk di rumah tetanggaku.Aku senang bekerja di sana, meskipun penghasilan tak seberapa dan harus bersusah payah berhadapan dengan banyaknya kerupuk-kerupuk yang harus ku bungkus kedalam plastik yang sudah disediakan. Di sini, aku mendapakan teman bercanda dan pemilik usaha yang selalu menyenangkan anggotanya dengan berbagai leluconnya.
Dan suatu ketika aku akan pergi bekerja ke rumah tetanggaku tersebut, seorang ibu-ibu datang ke rumahku dan menyuruhku untuk bekerja di warnet milik anaknya sebagai seorang operator warnet.
aku menolaknya, tapi ibu itu terus membujukku. namun apalah daya, aku terbuai oleh bujukannya karena di iming-imingi gaji yang lebih dari cukup dari pekerjaanku seblumnya.
Di warnet inilah aku mulai belajar mengenal dunia informasi teknologi, aku mulai mengenal internet, dan kecanggihan alat komunikasi yang dengan gratis aku perolah selama aku bekerja di warnet itu.
banyak pengalaman yang ku dapatkan di warnet itu, banyak teman yang kukenal, dan banyak ilmu yang bisa kubagikan kepada sebagian teman-temanku dan anak-anak sekolah yang belum pandai menggunakan dan mengaplikasikan alat komunikasi dan baru belajar mengenal dunia teknologi ini.
dengan senang dan sabar aku mengajari mereka. ada kesenangan tersendiri yang nampak pada diriku, serasa aku sudah menjadi seorang guru yang mengajar murid-muridnya hingga mereka menjadi pandai." aach, tapi itu hanya hayalan saja. aku hanyalah seorang penjaga warnet. pekerjaanku hanya di depan komputer menunggu pengunjung datang dan menerima jasa saja. tak usahlah aku berpikir yang macam-macam.
Hampir lebih dari satu tahun lamanya aku bekerja di warnet itu, pengunjung semakin sepi karena banyaknya saingan pemilik warnet di kampungku.banyak pengunjung yang lari ke tempat lain.
dan itu membuatku lama kelamaan menjadi bosan dan tidak betah lagi untuk melanjutkan pekerjaan itu.
aku sadar di warnet,aku bisa belajar banyak sesuatu melalui media internet, namun kebosananku membuatku keluar dan berpamitan kepada pemilik warnet itu.
"Huuft.. kini aku menjadi pengangguran kembali, aku hanya bisa membantu mamaku mengerjakan pekerjaan rumahnya serta menyiapkan dagangan yang akan dibawa ke pasar untuk dijual.
sedih rasanya tak dapat bekerja lagi, dan terlalu lama aku menganggur kembali. tak usainya aku mencari-cari pekerjaan baru, bertanya kepada teman-teman tentang lowongan pekerjaan, yang ada hanya pencarian sia-sia saja. dan tak mungkin aku melamar kembali ke tempat kerjaku terdahulu karena semua sudah terisi oleh orang lain. sekarang aku mulai rindu bisa bekerja kembali.
aku memutuskan untuk pergi ke kota mencari pekerjaan, aku ditawari pekerjaan oleh temanku untuk bekerja disebuah swalayan. Di swalayan inilah tantangan demi tantangan ku lewati dan suka duka bersama rekan-rekan kerjaku yang lain di tanah perantauan hanya untuk mencari rupiah dan sesuap nasi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang panjang ini.