Ketika aku dan teman-temanku sedang berjalan-jalan di area sawah
sekedar untuk merefreskan diri untuk melihat hamparan alam nan luas
serta padi yang mulai merunduk yang siap dipanen.
Aku berjumpa dengan seorang nenek paruh bayah tengah beristirahat di gubuk sawah
Ia tampak kelelahan, ku lihat nenek tersebut mengambil kipas dari anyaman bambu.
ia mengipas-ngipas tubuhnya, karena saat itu cuaca sangat panas dan gerah dibuatnya.
Aku yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat teduhan atau gubuk nenek tersebut
mulai menganjakkan kakiku untuk menghampirinya.
sesampainya di gubuk , nenek itu menyenyumiku, aku pun tersenyum kembali.
tanpa aku meminta izin untuk duduk-duduk beristirahat sejenak di gubuknya.
nenek itu sudah terlebih dahulu menjamu ku. Nenek itu sangat baik terhadapku.
aku pandangi wajahnya yang sudah berkerut dan rambutnya yang sudah mulai putih.
seperti tak nampak kesedihan dalam dirinya, ia begitu ceria.
Nenek tersebut mengajakku bersenda gurau dan bercerita banyak tentang kehidupannya,
akupun tak segan bertanya kepadanya, nek, apa yang nenek buat di sawah di siang bolong ini,
nenek bercerita bahwa ia sedang menjaga burung-burung nakal dan hewan-hewan lain yang suka merusak padi petani, setiap hari dari pagi hingga menjelang petang dia habiskan waktunya di sawah ini menjaga padi-padi orang yang mempekerjakannya.
tidak ada pilihan lagi baginya, kehidupan yang lebih baik yang ia impikan tak berpihak padanya.
Beliau yang seharusnya beristirahat di rumah, terpaksa harus bekerja keras bertaruh dalam kehidupannya yang senja, anak-anaknya yang ia besarkan sejak kecil hingga dewasa sudah berkeluarga dan tak ingat lagi dengan orang tuanya yang sudah bersusah payah membesarkannya.
Ia kini hanya ditemani salah satu cucunya yang begitu setia menemani neneknya semenjak suaminya meninggal dunia.
Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-harinya ia hanya bisa makan ubi atau singkong yang ia tanam di tegalan sawah, namun kadang-kadang pemilik sawah memberikan ia beras dan lauk untuk dimasaknya di rumah. Sungguh tak bisa di bayangkan, bukan hanya menjaga padi-padi milik orang saja, ia pun juga bekerja menjadi tukang sapu di rumah para tetangga yang membutuhkankan.
kadang-kadang ia juga mencari kayu di hutan untuk di jualnya kepada pembeli yang membutuhkan kayu bakar.
sungguh nenek ini tak pernah mengenal lelah untuk menjalani hidupnya, ia tetap sabar dan iklhas menghadapinya meski takdir tak seindah yang ia impikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar