" Pada zaman dahulu hidup seorang petani yang berhati emas. Ia dikenal rendah hati, dermawan dan suka menolong. Meskipun ia kaya, hidupnya sangat sederhana. Pakaian yang dipakai dan rumah yang ditempati sangat jauh dari kesan orang berada''.
Orang-orang kampung memanggilnya pak Jujur. Ada pula yang memanggilnya Pak Jujur Sakti.
Konon, gerobak pak jujur sangat sakti.
orang-orang takpernah melihat gerobaknya keluar siang hari. Mereka hanya bertanya dalam hati, " Mengapa gerobak Pak Jujur tidak keluar pada siang hari ?"
Pak Jujur adalah sosok petani yang ulet. Ia menggarap sawahnya seorang diri dan hanya dibantu oleh sapinya yamg gemuk dan sehat. Pak jujur hidup sendirian, ia tak mempunyai anak dan istri.
Setelah panen pak jujur menjual padi hasil panennya ke kota. Ia mengangkat padinya pada malam hari dengan harapan sampai kota pada pagi hari. Selain itu, perjalanan pada malam hari lebih baik bagi sapinya. Pekerjaannya itu ia lakukan bertahun-tahun tanpa orang lain tahu, ini yang menambah keyakinan tentang kesaktian gerobak pak jujur.
Pak jujur menjual semua hasil panennya, Ia hanya menyisakan sedikit hasil sawahnya untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Hasil menjual padinya dibagikan kepada orang-orang miskin dikampungnya.
Semakin hari hasil panen pak Jujur semakin melimpah. Orang-orang selalu berdoa agar pak Jujur diberi rahmat oleh Tuhan.
dan semoga kebaikan hatinya dibalad oleh Tuhan Yang Maha Esa''.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar