** Ketika Seorang Bayi Menjadi Saksi**

       "Pada suatu petang, isteri Aziz merasa tidak kuasa lagi hanya berdiri di ambang cinta yang disimpannya kepada Yusuf. Ia kemudian berdiri dimuka cermin, mengagumi kecantikan parasnya, seraya berkata kepada dirinya sendiri, "Adakah, di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku, sehingga Yusuf menghindar dariku? Tidak boleh tidak, wahai, Yusuf, hari ini aku akan menjumpaimu dengan segala macam bujukan dan rayuan, sampai engkau tunduk kepadaku".
    ''Kemudian ia membuka lemari, dan matanya mengamati setumpuk pakaian di dalamnya. Dipilihnya salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang membangkitkan ghairah laki-laki. Manakala gaun itu dikenakan, maka sebahagian auratnya yang seharusnya tersembunyi akan tampak. Itulah yang justeru dikehendakinya. Kemudian ia memakai wangi wangian di sekujur tubuhnya, yang menyebabkan seorang lelaki akan berghairah kerana baunya.''
    "Setelah itu, ia atur rambutnya seindah-indahnya di malam yang sunyi itu. Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan dandanannya, Zulaikha mengamati sekelilingnya, hingga ia benar-benar yakin bahawa tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah lelap di kamar masing-masing di kegelapan malam itu. Ia pun tahu bahawa suaminya sedang memenuhi panggilan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin ia akan kembali sebelum fajar pagi tiba.
Setelah segalanya beres, pergilah ia menuju kamar Yusuf. Didapatinya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dimatikan. Dengan perlahan ia mengetuk; satu kali, dua kali ... dan tiga kali. Tak lama kemudian, Yusuf pun bangun menyalakan lampu dan membukakan pintu. Alangkah terkejutnya Yusuf ketika ia melihat istri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tapi ia tidak berkata apa-apa kecuali hanya diam menunduk.
Tiba-tiba Zulaiha masuk ke dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaiha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak boleh menjawab pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf selalu berusaha menjauh darinya.
Istri al-Aziz kemudian berkata, "Apakah maksud semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa kerana rindu kepadamu".
Yusuf diam tanpa jawaban.
Isteri al-Aziz mendekatinya lagi seraya berkata, "Aduhai, Yusuf, betapa indahnya rambutmu!"
Yusuf menjawab, "Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati".
"Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu!" Bujuk isteri al-Aziz lagi.
"Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!"
Isteri al-Aziz berkata lagi, "Betapa tampannya wajahmu, hai, Yusuf".
"Tanah kelak akan melumatnya," Jawab Yusuf.
Kemudian Zulaiha berkata kepadanya, "Telah terbuka tubuhku kerana ketampanan wajahmu".
"Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu!" Kata Yusuf.
"Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya". Kata Zulaikha.
Yusuf menjawab: "Ke manakah aku akan lari dari murka Allah jika aku menderhakaiNya?"
Sedarlah isteri al-Aziz bahawa Yusuf benar-benar tidak mau memenuhi apa yang ia inginkan. Maka, ia pun lebih mendekat lagi, dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Ia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mahu memenuhi keinginannya. Akan tetapi, di luar dugaannya, Yusuf malah menghindar darinya dan segera berlari hendak keluar dari kamar itu.
Isteri al-Aziz tak habis berfikir mengapa Yusuf sedemikian keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita cantik yang telah siap melayaninya, bahkan lari menjauh darinya. Ia lalu mengejar Yusuf dari belakang untuk memaksanya. Ketika sudah sangat dekat, dipegangnyalah bahagian belakang baju Yusuf dan ditariknya kuat-kuat. Dengan penuh kemarahan, ia melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, koyaklah bahagian belakang baju Yusuf.
Pada saat yang sama, tiba-tiba al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama saudara sepupu Zulaikha. Dengan serta merta isteri al-Aziz berkata: "Apakah hukuman bagi orang yang akan berbuat serong kepada isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan seksaan yang pedih?" Dengan perkataan itu, Zulaikha bermaksud menyatakan bahawa Yusuf telah berbuat yang melampaui batas atas dirinya.
Al-Aziz sangat marah atas terjadinya peristiwa memalukan itu. Kerana tidak menduga hal itu dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang telah dibelinya, dipeliharanya, dan dikasihinya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Tidak mungkin hal itu boleh terjadi?
Yusuf sedar bahawa isteri al-Aziz telah berkata dusta tentang dirinya dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Maka, segeralah Zulaikha berkata kepada al-Aziz: "Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)". Allah ternyata menghendaki bebasnya Yusuf dari tuduhan wanita itu. Allah menunjukkan kesaksian dari peristiwa tersebut melalui seorang bayi..
Seorang bayi yang masih menyusu,salah satu anak dari sepupu zulaikha yang ketika itu datang ke istana, tiba-tiba berkata, Aku berbicara atas perintah sang pencipta yang maha Esa "Jika bajunya robek di bagian depan, maka Zulaikha tidak bersalah. Dan jika bajunya robek di bagian belakang, maka wanita itulah yang bersalah dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar".
Mendengar itu, segeralah al-Aziz menghampiri Yusuf untuk melihat bajunya. Demi didapatinya baju Yusuf robek di bagian belakang (kerana tarikan istrinya), mengertilah al-Aziz akan pengkhianatan istrinya dan bersihnya Yusuf dari tuduhan itu. Kemudian ia berkata: "Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu!"
Kemudian dengan penuh geram ia menatap istrinya yang telah menipunya dengan tangisan palsunya itu.
 Ia, memandangi Yusuf, seraya berkata kepada yusuf " Kuharap engkau memaafkan ku dan Zulaikha karena
telah menuduhmu serta sudahilah peristiwa ini selamaya.
Subbahanallah, seorang bayi yang tidak dapat berbicara dapat bersaksi dihadapan orang lain karena kehendak-Nya yang agung. 
.

Tidak ada komentar: